Sunday, February 1, 2015

Sahabat Tak Lekang Oleh Zaman



                Persahabatan bukan hanya sekedar kata-kata yang ditulis pada sehelai kertas tak bermakna. Tapi persahabatan adalah sebuah ikatan suci yang ditoreh diatas dua hati dengan kasih sayang. Kenangan-kenangan yang tertulis dengan tinta ketulusan. Canda, tawa, dan tangisan menjadi saksi seberapa besar kekuatan persahabatan.
                Shanty Devi Octavia, adalah nama seseorang yang sangat bermakna dalam kehidupan saya. Sifatnya yang terkadang kekanak-kanakan membuat semuanya menjadi semakin berwarna. Kami sudah bersahabat sejak duduk di bangku SD kelas 2. Rumah kami berdekatan, hanya berjarak beberapa rumah. Waktu SD kami sering menghabiskan waktu bersama-sama, hampir setiap hari kami bermain. Tak ada waktu yang kami lewatkan tanpa bersama-sama. Namun semakin tinggi jenjang pendidikan, kami semakin jarang bermain. Kami semakin sibuk dengan tugas kami masing-masing.
                Pada waktu itu bulan Ramadhan, tepatnya pertengahan bulan Ramadhan. Keluarga saya ada masalah besar waktu itu, Ibu dan Bapak saya bertengkar. Sungguh menyayat hati, melihat hal itu. Saya tak bisa melakukan apa-apa, saya hanya bisa menangis di dalam kamar tanpa sepengetahuan orang tuaku. Tiba-tiba ada yang mengetuk kamarku, saya langsung menghapus air mata saya lalu membukakan pintu kamar. Ternyata ibu, beliau mengatakan bahwa setelah bulan Ramadhan selesai, ia akan pergi dari rumah. Perkataan itu, sangat menusuk hati. Seperti benda yang amat tajam tiba-tiba menusuk.
                Adzan Isya’ berkumandang, tanda bahawa solat teraweh akan dimulai. Saya langsung bergegas keluar rumah dan menjemput Devi untuk teraweh bersama. Yang biasanya saya bercanda dan tertawa, pada saat itu saya hanya diam tak berkutik. Devi heran melihat tingkah laku saya yang tak biasa. Ia menanyakan hal itu kepadaku tapi saya menjawabnya ‘tidak apa-apa’. Tapi kami bersahabat sudah lama dan dia pasti tahu jika saya ada masalah.
                Setelah solat Isya’ dilaksanakan, saya langsung menceritakan semuanya ke Devi. Air mataku tumpah sejadi-jadinya. Devi memelukku dan menasehatiku, bahwa semua masalah pasti ada jalan keluarnya. Setelah itu, air mata saya hapus dan melanjutkan solat teraweh. Lalu kami berdua bersama-sama berdoa untuk jalan keluar masalah saya.

                Benar apa yang ia katakan, bahwa semua masalah pasti ada jalan keluarnya, sebesar apapun masalah itu. Kini semuanya telah membaik seperti normal. Sahabat yang selalu ada disaat suka maupun duka itulah ciri sahabat sejati. Beruntung orang yang mempunyai sahabat sejati, karena tak akan bingung mencari-cari siapa orang yang tepat untuk menceritakan masalahnya. Karena sahabat sejati adalah orang bisa deipercaya.


No comments:

Post a Comment