Persahabatan
bukan hanya sekedar kata-kata yang ditulis pada sehelai kertas tak bermakna. Tapi
persahabatan adalah sebuah ikatan suci yang ditoreh diatas dua hati dengan
kasih sayang. Kenangan-kenangan yang tertulis dengan tinta ketulusan. Canda, tawa,
dan tangisan menjadi saksi seberapa besar kekuatan persahabatan.
Shanty
Devi Octavia, adalah nama seseorang yang sangat bermakna dalam kehidupan saya. Sifatnya
yang terkadang kekanak-kanakan membuat semuanya menjadi semakin berwarna. Kami sudah
bersahabat sejak duduk di bangku SD kelas 2. Rumah kami berdekatan, hanya
berjarak beberapa rumah. Waktu SD kami sering menghabiskan waktu bersama-sama, hampir
setiap hari kami bermain. Tak ada waktu yang kami lewatkan tanpa bersama-sama. Namun
semakin tinggi jenjang pendidikan, kami semakin jarang bermain. Kami semakin
sibuk dengan tugas kami masing-masing.
Pada waktu
itu bulan Ramadhan, tepatnya pertengahan bulan Ramadhan. Keluarga saya ada
masalah besar waktu itu, Ibu dan Bapak saya bertengkar. Sungguh menyayat hati,
melihat hal itu. Saya tak bisa melakukan apa-apa, saya hanya bisa menangis di
dalam kamar tanpa sepengetahuan orang tuaku. Tiba-tiba ada yang mengetuk
kamarku, saya langsung menghapus air mata saya lalu membukakan pintu kamar. Ternyata
ibu, beliau mengatakan bahwa setelah bulan Ramadhan selesai, ia akan pergi dari
rumah. Perkataan itu, sangat menusuk hati. Seperti benda yang amat tajam
tiba-tiba menusuk.
Adzan Isya’
berkumandang, tanda bahawa solat teraweh akan dimulai. Saya langsung bergegas
keluar rumah dan menjemput Devi untuk teraweh bersama. Yang biasanya saya
bercanda dan tertawa, pada saat itu saya hanya diam tak berkutik. Devi heran
melihat tingkah laku saya yang tak biasa. Ia menanyakan hal itu kepadaku tapi
saya menjawabnya ‘tidak apa-apa’. Tapi kami bersahabat sudah lama dan dia pasti
tahu jika saya ada masalah.
Setelah
solat Isya’ dilaksanakan, saya langsung menceritakan semuanya ke Devi. Air mataku
tumpah sejadi-jadinya. Devi memelukku dan menasehatiku, bahwa semua masalah
pasti ada jalan keluarnya. Setelah itu, air mata saya hapus dan melanjutkan
solat teraweh. Lalu kami berdua bersama-sama berdoa untuk jalan keluar masalah
saya.
Benar apa
yang ia katakan, bahwa semua masalah pasti ada jalan keluarnya, sebesar apapun
masalah itu. Kini semuanya telah membaik seperti normal. Sahabat yang selalu
ada disaat suka maupun duka itulah ciri sahabat sejati. Beruntung orang yang
mempunyai sahabat sejati, karena tak akan bingung mencari-cari siapa orang yang
tepat untuk menceritakan masalahnya. Karena sahabat sejati adalah orang bisa
deipercaya.
No comments:
Post a Comment