Seperti ilmu padi,
semakin berisi semakin merunduk
Seperti ilmu padi, semakin berisi
semakin merunduk adalah sebuah peribahasa yang mengkiaskan tentang seseorang
yang semaikin tinggi ilmunya namun semakin merendah hatinya. . Ya, kita
diajarkan agar bisa seperti padi. Karena suatu saat akan ada masa kejayaan,
masa dimana kita meraih apa yang telah kita cita-citakan. Terkadang kita lupa
bersyukur bahwa semuanya adalah pemberian dari Allah, sehingga membuat kita
menjadi sombong. Seakan-akan kesuksesan adalah hasil dari kerja keras kita
sendiri tanpa ada bantuan seorangpun didalamnya.
Tak sedikit orang yang sombong
ketika sudah mendapatkan apa yang diinginkannya. Seakan-akan dia merasa paling
hebat. Padahal, dibalik kesuksesannya tersebut ada orang yang membantunya,
berdoa untuknya, lalu Allah mengabulkannya. Karena dibalik kesuksesan pasti ada
orang hebat yang membantunya, namun ia sering lupa dengannya. Seperti kacang
lupa kulitnya, begitu sebutannya.
Islam adalah agama yang
mengajarkan akhlak yang luhur dan mulia. Oleh karena itu, terdapat banyak dalil
Al-Qur’an dan As Sunnah yang memerintahkan agar kita mimiliki akhlak yang mulia
dan menjauhi akhlak tercela. Salah satu akhlak tercela yang harus dijauhi ialah
sombong. Sombong adalah suatu kondisi dimana seseorang merasa lain dari yang
lain karena pengaruh kebanggaan terhadap diri sendiri.
Pengaruh sifat sombong sangat
banyak, diantaranya :
a)
Orang yang sombong jika berjalan bersama-sama
orang lain, maka ia akan meminta paling depan dan semua orang harus ada dibelakangnya.
b)
Orang yang sombong jika ada disuatu tempat,
selalu ingin diistimewakan atau diperlakukan lain dari yang lain.
c)
Memalingkan muka serta berpandangan sinis seraya
merendahkan
Dan masih banyak lagi pengaruh sombong lainnya. Hendaklah
kalian ketahui bahwa bersifat sombong adalah sifat yang dilaknat oleh Allah,
dan dipandang rendah.
Bersifat
sombong juga dapat merugikan diri sendiri atau orang lain. Sebagaimana pernah
dijelaskan akibat dari kesombongan orang-orang kafir yaitu, tenggelamnya Raja
Fir’aun dan bala tentaranya di lautan karena keangkuhannya yang menyuruh semua
rakyat untuk menyembahnya. Ada juga, kehancuran kaum Nabi Luth a.s. karena menolak kebenaran Nabi Luth a.s.
dengan tetap mempertahankan kebiasaan yang menyimpang yakni, berpasangan sesama
jenis. Naudzubillah. Dan tenggelamnya kapal Titanic karena kesombongan
seseorang pembuat kapal titanic bahwa tak ada yang bisa menenggelamkan serta
menghancurkan kapal yang besar dan mewah ini.
Ingatlah wahai kaum Adam dan
Hawa, kita tercipta dari sesuatu yang menjijikkan, yaitu bersatunya sel sperma
dan sel telur melalui persetubuhan. Lalu apa yang patut disombongkan? Kita
semua di mata Allah sama, tidak ada yang namanya ‘gak level’. Hanya saja yang
membedakan adalah nilai keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah swt. . Semakin
pintar kita dalam bersyukur, maka semakin banyak kenikmatan yang akan diberi
Allah di dunia maupun di akhirat nanti. In Shaa Allah J
No comments:
Post a Comment